Renungan: Cinta Kasih yang Menghidupkan
Cinta kasih adalah jantung kehidupan. Tanpa cinta kasih, dunia ini hanyalah tempat yang hampa, penuh suara tetapi kosong makna.
Cinta kasih bukan sekadar perasaan. Ia adalah tindakan, pilihan, dan kehadiran. Dalam kehidupan sehari-hari, cinta kasih bisa tampak dalam hal-hal sederhana: senyuman yang tulus, telinga yang mendengar tanpa menghakimi, tangan yang menolong tanpa pamrih.
Yesus sendiri mengajarkan kita bahwa hukum yang terutama adalah mengasihi Tuhan dan sesama (Matius 22:37-39). Ini bukan perintah yang ringan. Ia menuntut kita untuk keluar dari zona nyaman, membuka hati bagi orang lain, dan belajar memberi, bahkan ketika kita tidak menerima balasan.
Cinta kasih sejati tidak mengharapkan balasan, tidak menyimpan dendam, tidak memilih siapa yang layak dicintai. Ia menyembuhkan, menyatukan, dan memampukan kita untuk melihat wajah Tuhan dalam diri sesama manusia.
Ketika kita mencintai dengan tulus, kita mencerminkan kasih Allah sendiri. Dan di situlah kita benar-benar hidup — bukan hanya bernapas, tapi menghidupi panggilan kita sebagai manusia yang diciptakan untuk mengasihi dan dikasihi.
Marilah kita bertanya dalam hati: Klik disni untuk menonton video youtube renungan ini.
Sudahkah aku mencintai dengan tulus hari ini?
Apakah kasihku menghadirkan damai dan pengharapan bagi orang di sekitarku?